2014/06/30

merindumu

Tak hilang dilalap lelah
Tak jera diremas gelisah
Dimana hujan yang biasa menggoda bumi
ketika malam tersudut resah
menanti fajar mentari

Ke mana aQ harus pergi
Saat Q sadar tak ada lagi
yang aQ bela dari perjalanan ini
Selain menapaki jejak lemah
menjauh dari rumah hatimu

Kata-kata mati mengepungQ
terlalu banyak definisi yg hinggap
hingga lidahQ kelu
aQ tak mampu membahasakan rinduQ padamu
Semua telah terkurung di ruang pengharapan
Berisi namamu serta berjuta kenangan yg hadir

dan kumaknai kedalamannya
dalam barisan doa-doa
lalu rebah pasrah menunggu takdir Qta
Meski Q tau merindumu. . .
berarti Q telah menusukkan kesedihan
dipusat jantungQ sendiri

Tidak ada komentar: