Mencoba.....
menembus awan hitam itu
sebelum petir menyambar
hanguskan tubuhku
Terbang...
melawan kilatnya
mengambil sepercas cahaya
untuk terangkan gelapnya
awan didepan mata
aQ masih menanti sejatinya hati yg menuntunQ ke surgaMU...... layaknya sang kupu,,kepakan sayap indahnya tanpa lelah meski waktunya tak lagi lama
Mencoba.....
menembus awan hitam itu
sebelum petir menyambar
hanguskan tubuhku
Terbang...
melawan kilatnya
mengambil sepercas cahaya
untuk terangkan gelapnya
awan didepan mata
fenomena barisan rima puisiQ hilang
MenjadikanQ kepompong kembali
kemudian mencintaimu dalam tidurQ
dalam mimpi
aQ lah prolog yang sengaja kau ucapkan
sekelumit gumam yang kau rindukan
Dalam kata yg tak lagi bisa kau prosakan
Dan,,
Malampun mulai memelukQ
merias cantik sealis senyummu pada bias bulan sabit
mencintamu menyentuh jemarimu
Kurcaci pun mulai bernyanyi dan menari
bercerita tentang kerinduanQ
ironisnya
aQ hanyalah seekor kupu kupu yang terbungkus rindu
Kapankah aQ seperti mereka
Yang bisa berjalan beriring di altar cinta
Bergandengan mesra dalam mighrab cinta
Bersentuhan sah dalam jalinan asmara
Q tanya pada bulan..
Dia tak mampu menjawab
Yang ia berikan hanya gulita tak terbaca
Kutanya pada mentari..
Hanya gelengan dan tatap hampa
Terbaca di sinarnya ia tiada daya tuk jawab apa yang Q pinta
Q gontai menelusuri aliran jiwa
Yang menusuk rasa akan segala tandatanya
Menjadikan lelah membebani minda
Meski Q percaya kan ada jawab dari setiap tanya
Akan ada cahaya di ujung setiap asa
Entah kapan entah dari mana asal
Pada akhirnya
Nuranipun berkata
Mungkin apa yang Q cari masih dalam pelukan_NYA
Tertata rapi di baris catatan_NYA
Mungkin apa yang Q rindu masih ada dalam penempatan_NYA
Hingga waktu dipertemukan takan lagi ada tanya karna aQ tlah bersua
Jiwa lemah terkapar
Dilucuti para kaum penjilat pemakai dasi
Mungkinkah terlalu bodoh
Atau terbuai nikmat janji alam duniawi
Siapa salah
Semua hanya tertunduk diam
Lalu apa yg bisa d tanya dr sang korban
Jejak sang biadab pun terhapus angin
Tertutup tahta yg merajai para penghuni
Pasrah
Jika semua tinggal nama
Tiada mungkin akan terungkap
Hanya kepura-puraan
Anggap cerita telah usai
Dan kembali duduk termanis d tangisan para penagih janji
Tiada lagi kata yg bisa Q cipta
Atau lembarQ sudah habis
Mungkin saat nya diam
Atau menutup buku tentang dongeng itu
Entah
PikirQ kini hanya ingin memenuhi
Lembar kertas putih yg masih tersisa
Bukan tentang kMu
Bukan pula dYa atau mereka
Mungkin
Tentang diriQ sendiri
Menghabisi akhir cerita
Tentang mauQ impianQ harapanQ
Dengan senyum dan memulai gerak tangan
Ternyata
PenaQ tlah habis tanpa tinta
Langkahnya terhenti dlm satu coretan kata
Yaaaa TuhanQ.......